Breaking News
"Berita" adalah sajian informasi terkini yang mencakup peristiwa penting, fenomena sosial, perkembangan ekonomi, politik, teknologi, hiburan, hingga bencana alam, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Kontennya disusun berdasarkan fakta dan disampaikan secara objektif, akurat, dan dapat dipercaya sebagai sumber referensi publik.
BRIMO BRIMO BRIMO BRIMO

Gubernur Lewerissa Pukul Sapu Lidi Bukan Sekadar Atraksi Budaya

BRIMO

Gubernur Lewerissa Pukul Sapu Lidi Bukan Sekadar Atraksi Budaya

Gubernur Lewerissa Pukul Sapu Lidi Bukan Sekadar Atraksi Budaya memukul dengan sapu lidi di depan publik sempat menjadi sorotan banyak pihak. Bagi sebagian orang, hal ini mungkin terlihat seperti sekadar pertunjukan budaya atau tradisi lokal. Namun, sebenarnya, aksi ini memiliki makna yang lebih dalam, yaitu sebagai simbol ketegasan dan komitmennya dalam memimpin. Lewerissa ingin menunjukkan bahwa kepemimpinan yang kuat harus disertai dengan tindakan nyata, bukan hanya kata-kata.

Sapu lidi sendiri dalam budaya lokal sering dianggap sebagai alat untuk membersihkan atau “menyapu” hal-hal yang tidak diinginkan. Gubernur Lewerissa menggunakan simbol ini untuk menyampaikan pesan bahwa ia tidak akan toleransi terhadap praktik-praktik buruk seperti korupsi, inefisiensi, atau pelanggaran aturan di birokrasi. Dengan demikian, aksinya bukan sekadar teatrikal, melainkan peringatan keras bagi para pegawai dan pihak terkait untuk bekerja dengan jujur dan disiplin.

Beberapa kalangan menilai aksi ini sebagai langkah berani yang jarang dilakukan oleh pemimpin daerah. Di tengah maraknya kritik terhadap kinerja pemerintah, Gubernur Lewerissa memilih untuk menyampaikan pesannya secara visual dan mudah diingat. Hal ini sekaligus menjadi pembeda dari gaya kepemimpinan konvensional yang cenderung berbasis wacana tanpa tindakan konkret.

Tidak hanya itu, penggunaan sapu lidi juga mengingatkan masyarakat akan nilai-nilai kesederhanaan dan kedisiplinan yang diajarkan leluhur. Gubernur Lewerissa seolah ingin membawa kembali semangat gotong royong dan tanggung jawab kolektif dalam membangun daerah. Pesan moral ini penting, terutama di era modern di mana individualisme dan pragmatisme kerap mengikis nilai-nilai luhur budaya.

Respons masyarakat terhadap aksi Gubernur Lewerissa pun beragam. Ada yang mendukungnya sebagai bentuk kepemimpinan tegas, sementara yang lain menganggapnya terlalu kontroversial. Namun, terlepas dari pro dan kontra, yang jelas aksi ini berhasil memicu diskusi tentang bagaimana seharusnya seorang pemimpin mengambil langkah untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan.

Pada akhirnya, apa yang dilakukan Gubernur Lewerissa bukanlah sekadar atraksi budaya, melainkan sebuah pernyataan politik yang kuat. Ia ingin menunjukkan bahwa kepemimpinan haruslah berani, simbolis, dan berdampak nyata. Jika pesan ini bisa dipahami dengan baik oleh birokrasi dan masyarakat, bukan tidak mungkin langkah ini akan menjadi awal dari perubahan positif bagi daerah tersebut

Klik Disini